Minggu, 06 Desember 2020

Komoditi Pinang Dari Masa Ke Masa



Menyigi Masa Depan Komoditi Tanaman Pinang

.

Saya sudah main pinang sejak usia 8 tahun. Masih duduk di bangku SD kelas 2. Menjadi bakul pinang. Sekitar 40 tahun yang lalu. Saat itu harga pinang masih sangat murah. 

Sepulang sekolah, saya panjat pohon pinang dan beli buah pinang segar tua dari pemiliknya, dengan harga rp.100 per kaleng minyak makan (bobot sekitar 10 sd. 11 kg.) dan saya jual dengan harga rp.200 per kaleng. Setengah hari rerata dapat 3 kaleng atau 1 goni pupuk. Bergajilah rp.300 per hari. Cukup untuk biaya sekolah dan makan sekeluarga seadanya. Dengan tanggungan 1 orang ibu dan 2 orang adik. 

Jika dikonversi ke biji pinang kering, maka 10 kg pinang segar dapat menghasilkan 2 kg lebih. Berarti harga jual saya waktu itu sekitar rp.100 per kg biji pinang tua kering. 

Saat ini, harga biji pinang tua kering sekitar rp.20.000. 

Artinya, dalam masa 40 tahun, ada kenaikan harga 200 kali lipat. Atau rerata 5 kali lipat per tahun. Dan ini adalah angka yg lumayan menakjubkan. Karena inflasi selama 40 tahun itu, dari rp.626 per USD pada tahun 1980 ke rp.14.000 pada zaman pakde Jokowi ini, hanya sekitar 22 kali lipat. Jadi, nilai komoditi pinang, fakta realnya, naik 200 kali lipat dalam Rupiah dan naik 178 kali lipat dalam Dollar.

.

Sejarah harga selama 40 tahun itu sudah lebih dari cukup untuk membuat perkiraan masa depan komoditi pinang. Dan resume dari saya : Point A Plus. Sangat baik sekali. 

.

Anda masih ragu utk membudidayakan tanaman pinang??

Baguuuus...!!

Biar kami saja.



Silahkan anda yang sangat pintar itu, tetap membuat hitung-hitungan nan ruwet bin njelimet. Kami para petani yang polos ini, langsung eksekusi saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar